Rabu, Oktober 22, 2008

Effisiensi Setengah Hati Di MPR

Dengan alasan untuk meciptakan effisiensi, Majelis Permusyawaratan Rakyat menyepakati untuk menciutkan jumlah pimpinan dari empat menjadi tiga atau dua orang saja. Demikian berita yang dilaporkan media massa ( Kompas, Kamis 16 Oktober 2008 ).

Penciutan dari empat menjadi dua boleh saja disebut sebagai effisiensi. Tapi menurut hemat saya hal itu kok tidak begitu berkesan. Lalu yang bagaimana yang berkesan ?

Andaikatan Pemilu 2009 hanya diikuti oleh 70 % pemilih dari seluruh penduduk yang berhak memilih maka seharusnya jumlah anggota DPR dan MPR yang berhak menduduki kursi parlemen adalah 70 % pula dari total kursi yang tersedia.. Ini baru effisiensi namanya .

Perkiraan akan meningkatnya jumlah pemilih yang akan menjadi golput memang sudah jadi dugaan banyak orang. Salah satu faktor penyebabnya adalah kekurang-percayaan masyarakat terhadap akhlak dan kinerja anggota dewan yang terhormat itu.

Sebagai pemilih ' golput ' sejak tahun 1977, saya memastikan akan tetap golput pada Pemilu 2009. Hanya dengan cara itulah saya merasa terbebas dari ' andil ' melahirkan koruptor di Senayan.

Bahkan, tidak ikut andil melahirkan koruptor, menurut saya, lebih tepat disebut sebagai tindakan penciptaan effisiensi ketimbang mengurangi jabatan untuk satu atau dua orang.

Senin, Januari 21, 2008

Berangkat Dari Surau

Berangkat Dari Surau ( BDS ) adalah sebuah judul dari makalah singkat yang saya tulis dan bawakan sendiri pada Seminar Peningkatan Mutu Sumber Daya Manusia yang diselenggarakan oleh Gonjong Limo - perkumpulan perantau minang yang ada di Bandung dan Jawa Barat
tanggal 19 Januari 2008 yang lalu.

Sebagai pembawa makalah saya merasa agak sedikit tersanjung karena 
Gonjong Limo sesungguhnya adalah sebuah organisasi sosial dimana saya pernah
berkecimpung sebagai salah seorang penggiat 30 tahun yang lalu.

Berangkat Dari Surau juga adalah sebuah konsep dasar dari sebuah gagasan kecil  yang ingin  saya gelindingkan ketengah komunitas muslim Indonesia ( minangkabau khususnya ) sebagai suatu alternatif baru dalam perumusan kembali konsep pendidikan dasar dan menengah di tanah air dalam menghadapi serba ketidak-jelasan arah dan tujuan pendidikan nasional saat ini.

Kenapa surau ?
Dalam sejarah minangkabau, surau dicatat sebagai bagian yang tidak bisa dilepaskan dari proses pendewasaan seseorang, terutama orang laki-laki. Pada masa lalu hampir setiap individu pemuda minang pernah mengenyam yang namanya ' pendidikan surau ', sebuah bentuk kegiatan pengajaran dan pendidikan yang meliputi berbagai aspek kehidupan seperti mengaji, pengetahuan alam, tata krama pergaulan, kerampilan, pencak silat, kesenian dan sebagainya.

Keberadaan panjang surau dengan segala bentuk produk yang dihasilkannya terbukti telah melahirkan individu yang cukup handal dan matang secara lahir dan batin. Bahkan bekal dari pergaulan surau itu juga layak dijadikan bekal utama merantau kenegeri orang. Namun pendidikan surau mengalami pasang surut ketika kaum kolonial mulai memperkenalkan sistem pendidikan modern yang lebih banyak mengajarkan ilmu-ilmu sekuler dengan segala pendekatan yang berasal dari buah pikiran manusia, termasuk doktrin yang mengatakan bahwa sesungguhnya nenek moyang manusia berasal dari kaum monyet, bukan sebagai keturunan Nabi Adam sebagaimana difirmankan Allah dalam Al-Quran.

Pendek kata, surau semakin lama semakin ditinggalkan karena dinilai ' tidak modern ' dan berbau kolot, kuno dan kampungan. Sekarang sangat sedikit anak muda yang mengenyam pendidikan surau itu, kendati mereka tinggal di salah satu jorong yang ada suraunya.

Kini surau terasa semakin lengang dan sepi dari citra pendidikan yang 
melekat padanyapun semakin pudar.  Terinspirasi oleh kondisi itulah akhirnya saya pikir ada baiknya mengangkat kembali keberadaan surau sebagai sebuah institusi pendidikan alternatif yang perlu digali dan dikembangkan kembali karena betapa strategis peran yang dimiliknya menghadapi gonjang-ganjingnya sistem pendidikan nasional saat ini.
Dimensi spiritual yang dipunyai oleh sistem pendidikan surau diharapkan dapat membentuk jiwa intelektual dan akhlaq anak didik dan generasi muda calon pemimpin bangsa masa depan.

Esensi spiritual yang terkandung dalam pendidikan surau secara singkat dapat disebutkan sebagai : menghadirkan Allah dalam proses menuntut ilmu, mengumpul informasi dan menguasai teknologi. Kesadaran terhadap menghadirkan Allah dinilai sebagai sebuah keniscayaan karena sesungguhnya informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi yang sejatinya sangat bermanfaat bagi peningkatan kualitas hidup manusia dapat berubah ditangan-tangan mereka yang bermoral cacat menjadi sebuah bencana, bencana kemanusiaan.

Lihatlah betapa panjang daftar nama koruptor yang kita kenal sebagai orang yang memiliki intelektualitas, menguasai ilmu pengetahuan dan ahli dalam bidangnya namun mereka masih saja tidak merasa malu melakukan kebohongan publik, merampas hak orang lain, menekan yang lemah, berbuat maksiat dan melakukan tindak pidana korupsi. .
Jelas bahwa ketika melakukan semua perbuatan keji itu mereka beranggapan Allah tidak hadir atau alpa.

Jadi, pintar saja tidak cukup. Faktor keteguhan moral juga harus menyertai.

Gagasan Berangkat Dari Surau tidak menyuruh orang membawa buku-buku pelajaran dan mengundang guru untuk mengajar di surau karena gagasan itu tidak minta diterjemahkan hanya secara harfiah, apalagi secara naif. Nilai-nilai surau dalam perspektif spirit sesungguhnya ada dalam diri setiap orang, yaitu : hati nurani.

Adalah sang pemilik hati nurani yang paling memahami kualitas hati nurani yang dimilikinya. Dan dia pulalah yang tahu bagaimana menjadikan hati nurani itu tetap suci dan cenderung berpihak kepada nilai-nilai spiritual yang disebut dengan iman.

Finaldo, Jan. 2008

Kamis, Januari 17, 2008

Catatan perjalanan dan mimpi

Pengantar

Insya Allah di ruangan ini akan dituliskan catatan perjalanan hidup yang sayang untuk dilupakan kendati itu bukanlah sebuah catatan penting untuk orang lain. Disini pula secara sederhana mimpi-mimpi akan dilukiskan walaupun itu bukanlah sebuah mimpi yang berwarna.

Namun, andaikata ada seseorang yang berkenan datang berkunjung, menelusur dan merasa mendapatkan manfaat daripadanya, kenapa tidak ?  Siapa tahu kita berada dalam mimpi yang sama... dan tentu kita dapat berbagi

Finaldo